Selasa, 08 Januari 2013


Plastik: Kurangi atau Tinggalkan Mulai Sekarang

REP | 26 March 2012 | 11:46Dibaca: 528   Komentar: 2   Nihil

Di Indonesia, tidak ada pilihan lain yang lebih baik untuk membatasi sampah plastik selain mengurangi penggunaannya.
Sampah plastik yang dibuang sembarangan terurai sangat lamban sehingga berefek buruk terhadap lingkungan.
Di Indonesia, dimanapun Anda tinggal, sampah plastik ada di mana-mana, mengotori tempat pembuangan sampah, saluran air, bahkan tersebar di jalanan.
Sampah plastik bahkan mengotori lingkungan Universitas Indonesia, yang meraih gelar Kampus Terhijau di Tanah Air dan masuk dalam peringkat 50 besar kampus terhijau dunia.
Jika Anda suka bersepeda gunung di Hutan Universitas Indonesia, Anda akan temui sampah plastik di sepanjang jalur sepeda, mencemari dan menyebabkan pendangkalan di danau yang dulu bersih dan asri.
Sampah plastik ini – sama dengan di tempat-tempat lain – adalah bekas pembungkus makanan, tempat barang-barang belanjaan, tempat minuman, dan produk-produk konsumen lain.
Walaupun saat ini banyak bahan plastik yang sudah bisa terurai di alam, namun proses penguraian tersebut tak bisa mengimbangi volume sampah plastik yang semakin menggunung setiap hari.
Akibatnya plastik menjadi salah satu sumber utama polusi luar ruang yang tidak hanya merusak keindahan namun juga mencemari lingkungan.
Sadar ataupun tidak kita banyak berhutang budi pada pemulung sampah di jalanan. Tanpa mereka, Anda bisa bayangkan berapa banyak sampah plastik yang akan berserakan di lingkungan sekitar.
Para pemulung ini memilih dan memilah sampah plastik yang kemudian dijual untuk didaur ulang. Namun, mengandalkan usaha para pemulung ini saja tidak cukup untuk mengatasi masalah sampah plastik di Indonesia.
Berbeda dengan sistem pengelolaan sampah di negara maju, di Indonesia, tempat daur ulang sampah yang mudah diakses oleh penduduk masih sulit ditemui.
Hal ini ditambah dengan kesadaran masyarakat untuk memilih dan memilah sampah yang rendah.
Dan walaupun ada sebagian masyarakat yang sudah melakukan proses daur ulang dan pemilahan sampah, namun aktifitas ramah lingkungan ini tidak didukung oleh sistem pengelolaan sampah yang baik oleh pemerintah.
Sehingga baik sampah organik maupun non-organik sama-sama berakhir menumpuk, menggunung di TPA. Lagi-lagi kita berhutang budi pada para pemulung untuk memilih dan memilahnya.
Data dari Program Lingkungan PBB (UNEP) menunjukkan, jumlah produksi plastik di dunia terus mengalami peningkatan dari 116 juta ton pada 1992 menjadi 255 juta ton pada 2007.
Setelah krisis ekonomi, produksi plastik mencapai rekor baru pada 2010, sebesar 265 juta ton per tahun. Jumlah ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 149 juta ton dalam 16 tahun terakhir (tumbuh 130%) atau 15% per tahun.
Menurut UNEP, penduduk di negara maju rata-rata menggunakan plastik sebanyak 100 kg per tahun pada 2005, sementara konsumsi plastik penduduk di negara berkembang baru sekitar 20 kg per tahun.
Walaupun jumlah konsumsi plastik berbeda jauh antara penduduk negara maju dan penduduk negara berkembang, namun UNEP memerkirakan, jumlah konsumsi plastik ini akan terus meningkat dalam sepuluh tahun ke depan.
Apalagi saat ini sekitar 50% plastik yang ada di pasaran digunakan hanya untuk satu kali pemakaian. Hampir semua produk di Indonesia menggunakan plastik sebagai alat pembungkus utama, mulai dari produk mie instan, teh celup, kopi, hingga makanan ringan.
Jumlah sampah plastik yang masuk ke laut juga semakin besar. Mengapung dan mencemari rantai makanan. Plastik yang mengapung ini mengancam kehidupan organisme dan hewan-hewan laut seperti burung dan mamalia ukuran kecil.
Bagi negara yang belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik seperti Indonesia, tidak ada pilihan bagi kita selain berusaha sekuat mungkin untuk tidak menggunakan plastik dan tidak membuang sampah plastik sembarangan.
Upaya yang sederhana ini, jika kita lakukan bersama-sama akan membawa perubahan yang besar bagi keindahan dan kelestarian lingkungan. Ayo kurangi penggunaan plastik mulai sekarang.
Redaksi Hijauku.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar